Kopi yang dibudidayakan di Desa Kalisoro dan Sekipan, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah berada di bawah pengelolaan Prohutani. Budidaya ini mengikuti tahapan terstruktur untuk menjaga kualitas kopi Arabika yang ditanam di lereng Gunung Lawu.
1. Persiapan Penanaman Kopi
- Petani menggunakan varietas kopi Arabika Sigararutang bersertifikasi dari Balai Benih Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, yang cocok dengan iklim dan tanah subur lereng Gunung Lawu.
- Lahan penanaman berada pada ketinggian 1.000–1.500 mdpl, tepatnya di hutan milik Prohutani.
- Sebelum penanaman, dilakukan pembersihan lahan dan pembuatan lubang tanam secara manual.
- Buah kopi matang dikupas, dikeringanginkan, dan disemai pada musim kemarau (Mei–September). Dalam 4–6 minggu akan tumbuh bibit siap tanam.
- Penanaman dilakukan saat musim hujan (Oktober–Maret) agar kelembapan tanah terjaga dan pertumbuhan optimal.
2. Pemeliharaan
- Pemupukan dilakukan secara berkala menggunakan pupuk alami dari dedaunan dan rumput sekitar pohon kopi.
- Pemangkasan cabang dilakukan untuk membuang cabang yang tidak produktif, serta mengarahkan nutrisi ke cabang utama agar buah lebih optimal.
3. Panen
- Pohon kopi mulai berbuah setelah 2 tahun, dengan puncak panen biasanya pada usia 4–5 tahun.
- Panen dilakukan sekali dalam setahun, selama periode 3 bulan, dan seluruh proses dilakukan secara manual oleh petani.
- Buah dipanen secara selektif, hanya buah matang berwarna merah yang dipetik.
- Hasil panen dikumpulkan oleh kelompok tani di bawah Prohutani untuk kemudian masuk ke tahap penanganan pasca panen, hingga menghasilkan biji kopi (green bean) yang tersortasi.