Menumbuhkembangkan minat untuk menjadi barista di Sekipan, Desa Kalisoro
Di balik secangkir kopi yang nikmat, ada seorang barista yang tidak hanya menguasai teknik penyeduhan, tetapi juga menciptakan pengalaman berkesan bagi pelanggan. Menurut hasil wawancara dengan narasumber, yakni Mas Ari, selaku owner Lawu Break Coffee dan juga barista kopi yang sudah berpengalaman di Desa Kalisoro, Sekipan memberikan pandangan bahwa seorang barista yang ideal adalah mereka yang menggabungkan kompetensi teknis, pemahaman mendalam tentang karakter kopi, kebersihan, dan kemampuan berinteraksi dengan pelanggan. "Konsumen saat ini tidak hanya membeli produk, tetapi juga mengharapkan interaksi yang menyenangkan," ungkap Mas Ari. Artinya, peran barista telah berkembang dari sekadar penyaji minuman menjadi experience creator.
Proses Pembelajaran yang Fleksibel
Menjadi barista kompeten membutuhkan waktu dan dedikasi. Narasumber menjelaskan bahwa dasar-dasar seperti latte art (misalnya menggambar bentuk love) bisa dikuasai dalam waktu maksimal tiga bulan, tergantung pada intensitas latihan dan keseriusan dari individu. Namun, durasi ini bisa lebih panjang jika dibutuhkan sertifikasi tertentu, baik untuk kebutuhan tempat kerja maupun sertifikasi khusus untuk menjadi barista.
Teknik Dasar yang Wajib Dikuasai
Seorang barista tidak hanya dituntut bisa mengoperasikan mesin espresso, tetapi juga memahami karakter biji kopi yang digunakan. Mulai dari jenis, ukuran, hingga tingkat kelembaban biji, semua faktor ini mempengaruhi hasil seduhan. "Tiga pilar utama dalam pekerjaan barista adalah pengetahuan tentang kopi, pelayanan, dan penguasaan alat," jelas narasumber. Bahkan, pemahaman tentang proses roasting menjadi nilai tambah yang membedakan barista biasa dengan yang benar-benar berkompeten.
Strategi di Luar Kedai: Branding dan SDM
Kopi tidak hanya bisa dijual di kedai. Di sini, branding memegang peranan krusial. Kemasan yang menarik, citra yang bersih, dan kesan harmonis akan meningkatkan daya tarik produk. Saat merekrut barista baru, narasumber menekankan pentingnya memilih orang yang mudah diarahkan, sopan, dan selaras dengan nilai kedai. "Gaya dan attitude harus sesuai dengan citra yang ingin kami bangun," tambahnya.
Pengembangan Karir: Dari Sertifikasi hingga Relasi
Untuk naik level, barista perlu terus mengasah kemampuan melalui sertifikasi, lomba, atau studi banding. Selain itu, relasi dan personal branding dinilai penting, baik untuk mengembangkan usaha maupun pengetahuan dalam dunia kopi. "Personal branding menciptakan kedekatan dengan konsumen dan membuka peluang kolaborasi," ujarnya.
Masa Depan Industri Kopi: Terbuka dan Kolaboratif
Edukasi kopi kini mudah diakses, meski tidak semua lembaga menyediakan sertifikasi resmi. Banyak kedai membuka kesempatan magang, memberi ruang bagi generasi muda untuk belajar langsung. Narasumber berharap industri kopi di Desa Kalisoro, Sekipan bisa semakin inklusif dan dinamis, di mana barista tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem yang saling mendukung. "Intinya, kopi adalah tentang passion, pelayanan, dan kolaborasi," tutupnya. Dengan filosofi ini, profesi barista bukan sekadar pekerjaan, melainkan seni yang menghubungkan banyak orang.