Warisan Rasa dan Sejarah Kopi di Sekipan, Desa Kalisoro, Lereng Gunung Lawu
Desa Kalisoro, Sekipan, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, menyimpan cerita unik tentang kopi yang telah mengalir selama lebih dari satu abad. Desa ini terletak di ketinggian rata-rata 1000-1500 mdpl, mempunyai iklim udara yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur.
Sejarah kopi di Kalisoro bermula pada masa kolonial Belanda abad ke-19. Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kawasan ini sebagai salah satu sentra produksi kopi. Hasil panen dari perkebunan di Kalisoro turut menyuplai kebutuhan kopi dunia, terutama untuk pasar Eropa yang sedang gandrung dengan minuman ini
Kopi di Desa Kalisoro, Sekipan pada umumnya berjenis Arabika dengan cita rasa khas yang segar, sedikit asam, dan beraroma floral atau fruity, dipengaruhi oleh kondisi geografisnya. Saat ini, kopi dari Desa Kalisoro, Sekipan menjadi salah satu produk unggulan warga dan mulai dilirik oleh pecinta kopi lokal maupun nasional serta mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Tawangmangu
Dalam beberapa tahun terakhir, kopi Kalisoro, Sekipan mengalami kebangkitan seiring berkembangnya tren kopi spesialti. Kelompok tani, seperti “Prohutani” mulai menerapkan teknik pengolahan lebih modern sambil tetap mempertahankan kearifan lokal. Kelompok tersebut mengembangkan berbagai metode pengolahan, mulai dari full wash, honey process, hingga natural untuk mengeksplorasi potensi rasa yang lebih beragam.
Dengan segala keunggulan dan tantangannya, kopi Kalisoro, Sekipan tidak hanya sekedar komoditas belaka, melainkan juga menjadi wujud perjuangan untuk memperkenalkan budaya agraris yang semakin ditinggalkan